Berjalan seorang pria muda dengan jaket lusuh dipundaknya
Disela bibir tampak mengering terselip sebatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak, wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah, keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu...
Empat tahun lamanya bergelut dengan buku, tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti didepan halaman sebuah jawatan
Terjenuh lesu engkau melangkah dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan untuk kerja yang didambakan
Tak perduli berusaha lagi, namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak, wajah murung semakin terlihat
Engkau sarjana muda resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu...
Empat tahun lamanya bergelut dengan buku, sia - sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu
Disela bibir tampak mengering terselip sebatang rumput liar
Jelas menatap awan berarak, wajah murung semakin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah, keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda resah mencari kerja
Mengandalkan ijazahmu...
Empat tahun lamanya bergelut dengan buku, tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti didepan halaman sebuah jawatan
Terjenuh lesu engkau melangkah dari pintu kantor yang diharapkan
Terngiang kata tiada lowongan untuk kerja yang didambakan
Tak perduli berusaha lagi, namun kata sama kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak, wajah murung semakin terlihat
Engkau sarjana muda resah tak dapat kerja
Tak berguna ijazahmu...
Empat tahun lamanya bergelut dengan buku, sia - sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap... maaf ibu
Makna lagu sarjana muda
Melalui syair lagu “Sarjana Muda” Iwan Fals mencoba menggambarkan bagaimana seorang sarjana yang telah berusaha untuk memperoleh title yang di idam-idamkanya selama empat tahun lebih, namun setelah lulus seorang sarjana itu senantiasa mendapati kegagalan dalam mencari pekerjaan.
Lagu ini seolah-olah menjelaskan betapa sulitnya hidup didunia tanpa jerih payah dan keringat, setidaknya memerlukan segenap perjuangan untuk mendapatkan kenikmatan. Bagaimana tidak, seseorang yang telah bersusah payah berjuang, memerlukan waktu yang sangat panjang, belum tentu mendapatkan keberhasilan. Apalagi kita yang hanya bisa mengeluh dan mengeluh saja, pasti hanyalah kegagalan yang akan kita peroleh. Pada akhirnya nasib pula yang ditentukan oleh sang pencipta.
Lagu ini secara tekstual juga menyimpulkan bahwa ijazah seorang sarjana tidak menjadi jaminan seseorang untuk meraih cita-cita yang diinginkannya. Bahkan sampai sekarang pun sepertinya seorang yang sudah mempunyai title sarjana masih banyak yang jadi pengangguran. Namun kita hidup di dunia bukan hanya untuk mengeluh dan berputus asa. Kita hidup untuk berjuang memperoleh kenikmatan dunia maupun akhirat. Oleh karenanya didalam upaya yang telah kita lakukan (ikhtiar) harus senantiasa diringi oleh doa, sebab manusia hanya bisa beriktiar dan bertawakal.